Sabtu, 09 Oktober 2010

08102010

Sebagai calon jurnalis, sudah seharusnya gw belajar dari jurnalis senior. Kesempatan itu gw dapet dari Pak Har [waa..bikin tambah ngefans aja Pak]. Beliau menginginkan anak muridnya untuk mencari tahu lebih dalam mengenai sejarah jurnalistik, berdasarkan undian yang diambil, kelompok gw dapet Endy Bayuni. Beliau adalah mantan pemred Jakarta Post.

1 Kelompok isinya 4 orang, dan dari situ gw kenal sama Pandji. Haha..seru juga anaknya. Padahal sebelomnya gw kira dia cuma anak nakal yang doyan nongkrong n ngerokok ma temen-temennya. Do nothing, ternyata..dia jago banget dalam nulis. Keren. Malah jadi ngefans. [nji, sori nama lo gw ungkit-ungkit] sekali lagi disini gw belajar, don't judge a book by it's cover.

Ga tau kenapa, tapi kayaknya Pak Har curang, karena temen-temen gw yang lain dapet nomer HP si wartawan senior, tapi kelompok gw cuma dapet nomer kantornya doang. Ga tau gimana cara nya, si Pandji berhasil "menggoda" Pak har dan mendapatkan nomor HP nya...

waa...dan tugas pun dimulai
Beliau meminta kami untuk membuat TOR (Terms of Refference) dan hari pertemuan kami pun dijadwalkan pada 8 Oktober pukul 15.00

Berangkat dari Serpong dengan menggunakan kereta ekonomi seharga 1.500 rupiah. Turun di Palmerah, dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Informasi yang kami dapat, Jakarta Post terletak di sebrang gedung Kompas Gramedia. Tidak banyak orang yang mengetahui Jakarta Post, kami pun bertanya dimana letak gedung Kompas. Sayangnya, gedung Kompas yang ditunjukan bukanlah yang dimaksud.

Akhirnya, berdasarkan petunjuk Satpam Bentara Budaya, kami sampai di tempat yang dituju. Seperti biasa, orang pertama yang harus ditemui saat berkunjung ke sebuah perusahaan adalah resepsionis. Karena beliau tidak kunjung datang, gw pun menghubungi beliau langsung by sms dan beliau mengatakan akan menjemput kami di lobi.

Kami diterima beliau di ruang rapat redaksi. Saat baru datang, beliau menawarkan kami minuman, kopi atau teh. Dan gw [pasti] milih kopi. Perbincangan kami pun berlanjut ke TOR yang sudah pernah kami kirimkan by mail.

Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan menegangkan. Senang rasanya bisa berbincang banyak dengan beliau. Tidak selalu serius, namun diselingi dengan canda tawa. Banyak yang bisa gw pelajarin hari ini.

Mulai dari cara membaca Reuters dengan benar, sampai seluk beluk dunia jurnalistik. Beruntung sekali bisa bertemu dengan beliau. Tidak bosan-bosannya aku mengucpkan hal tersebut. Beliau pun lebih sering berkecimpung di laur negri sana, sehingga Indonesia tidak banyak yang mengenal beliau kecuali orang-orang tertentu saja.

Terima kasih Pak Har untuk tugas ini
Terima kasih Pak Endy sudah mau menerima kami dan menjawab keingintahuan kami
Terima kasih Cynthia, Orpa dan Pandji untuk suka dukanya di wawancara ini
dan terakhir, terimakasih kereta Ekonomi dan Ekonomi AC jurusan Serpong-Tanah Abang dan sebaliknya, yang sudah menghantarkan kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar