Minggu, 10 Oktober 2010

Ceritaku Tentang Dia

Ceritaku tentang Dia

Pada akhirnya, cerita ini mungkin akan dapat ditebak dengan mudah, tetapi tentang bagaimana proses menebak cerita itulah yang mungkin harus disadari, Bagaimana kita memainkan imajinasi kita, karena bagaimana akhirnya dari cerita ini, pembacalah yang akan menentukannya. Aku mungkin terkesan paling benar disini, padahal aku hanyalah sebuah benda mati yang mungkin lebih berpengalaman dalam mendapatkan kisah-kisah sedih yang menyayat hati, walaupun akhir dari kisah tersebut menyenangkan.

Jika anda membaca pada siang hari, siapkanlah sebuah minuman dingin yang segar, lengkap dengan cemilannya, untuk menemani anda di siang hari yang terik. Dan jika anda membacanya pada malam hari, mungkin anda dapat ditemani dengan secangkir kopi, karena anda tidak ingin berhenti membaca sampai cerita ini selesai.

Aku kertas. Aku adalah kumpulan kertas yang ada dalam buku catatan milik seorang perempuan, yang beranjak dewasa. Dia namanya. Ya, Dia. Setiap ada kejadian baru, Dia akan segera menggores tubuhku dengan tinta hitamnya. Pena itu akan menari-nari dan meliukan tubuhnya dengan indah di atasku, bak penari senam yang sedang menghadapi perlombaan.

Dia selalu membawaku pergi kemana pun dia suka. Jika ada sesuatu yang menarik, segera saja aku dikeluarkannya dari tasnya. Ia mencatat poin-poin penting yang nantinya akan dia kembangkan menjadi kalimat-kalimat yang indah. Seperti siang ini.

***

Dengan semangatnya, gadis kecil itu menaiki metromini yang kebetulan sedang berhenti di lampu merah. Sepertinya, kegiatannya hari ini adalah hal yang biasa. Ia terlihat akrab dengan kenek metromini yang kunaiki. Aku hanya duduk memperhatikannya dari kursi belakang. Sesekali aku mengintip, ia sedang berbicara dengan kenek, namun lelaki yang terlihat masih seumuran dengan anak SD itu terlihat mengacuhkannya.

Dari sudut pandangku, ia seperti sedang berbicara dengan semangatnya. Namun, hanya suara berbisik yang dapat kudengar. Wajahnya manis, rambutnya merah, mungkin karena terlalu sering berada di bawah sinar matahari. Kaus dan celana yang ia gunakan sudah bolong dan robek.

Ketika metromini mulai berjalan, ia maju ke depan. Entah apa yang ia katakan. Sesaat sesudah berbicara, ia membagikan amplop berukuran sedang yang sudah dibagi dua olehnya. Kegiatan selanjutnya yang ia lakukan adalah menyanyikan sebuah lagu, kurasa, karena lagi-lagi aku tidak dapat mendengarnya.

Ia menggunakan telapak tangannya sebagai alat musik. Dari ketukannya, sepertinya aku mengenal lagu itu. Lagu milik sebuah band baru yang saat ini sedang naik daun, D’Massive, judulnya adalah jangan menyerah. Aku memperhatikan sekeliling. Sebagian besar penumpang mengacuhkan gadis kecil itu. Aku mengikuti lagu yang ia mainkan dalam hati.

Di akhir perjumpaan kami ia kembali mengambil amplop yang ia bagikan. Aku menyelipkan selembar kertas bergambarkan Pattimura di dalamnya. Aku memberinya senyuman saat ia mengambil amplop yang kuberikan, dan ia membalas senyumanku. Senyuman tulus dan polos yang pernah aku temui.

***

Dia menutup dan memasukan kembali tubuhku ke dalam tasnya ketika gadis kecil itu turun dari metromini. Aku sempat melihat senyuman yang tergambar di wajah gadis itu. Menurut apa yang sudah tertulis, Dia berencana akan bertemu dengan kerabatnya di daerah Jendral Soedirman. Buku catatan elektronik, tempatnya membuat arsip dan pengembangan tulisan-tulisannya dalam tubuhku terserang penyakit keras.

Kerabat yang ia kunjungi ini bukanlah kerabat kandung. Mama Dia adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta Pusat. Tante Anna, begitu ia biasa disapa, adalah salah satu pasien Mama Dia. Tante Dia sangat ramah, baik dan menyenangkan. Pemikirannya terbuka. Pembawaan dirinya sangat menyenangkan.

Akan tetapi, ada sebuah sisi lain dari Tante Anna yang mungkin tidak akan disadari oleh kebanyakan orang, termasuk Dia sendiri.

Tut….tut…tut..

“Tante, aku udah di dalam gedung kantor tante nih. Kantor tante lantai berapa ya?” tanya Dia dalam pembicaraan di telepon genggamnya.

“Kamu ke lantai 14 aja ya, tar aku tungguin di depan ruangan” jawabnya.

Dia menuju lantai 14. Disana sudah ada seseorang yang menunggunya.

“Capek ya? Kamu di ruang tamu aja ya, ga enak ada bos aku belom pulang” ujar Tante Anna. “Kamu makan KFC dulu nih, tadi aku beliin sebelum kamu kesini”, lanjutnya.

“Ah tante, kayak apaan aja. Ga usah repot-repot, tapi aku juga ga nolak sih” jawabku dengan senyuman.

Tante Anna adalah kerabat jauh yang paling dekat denganku saat ini. Aku senang bisa berada di sampingnya. Bisa menceritakan segala isi hatiku kepadanya. Walaupun sebenarnya umur kami terpaut jauh. Dia seperti seorang kakak perempuan bagiku.

Dia pernah bercerita padaku mengenai Tante Anna. Cerita ini ia dapat dari Mama, karena mungkin menurut Mama, Dia sudah cukup dewasa untuk mengetahui hal ini.

“Kak, Mama ada pasien Mama yang nanti sore mau ke rumah kita, nanti Kakak ngobrol sama dia. Ditemenin, jangan dicuekin, soalnya kalo adek kan palingan masih malu-malu. Namanya Tante Anna.”

“Iya Mama ku tersayang, apa aku pernah cuekin temen Mama? Tapi kok tumben, kayaknya agak resmi gini”

“Kamu sebagai anak pertama, Mama anggep udah dewasa dan bisa ngerti hal ini. Si Anna itu bukan perempuan dalam artian sebenarnya” Mama memulai ceritanya. “Anna itu anak salah seorang yang termasuk punya jabatan tinggi di Bandung, tapi mungkin emang hasrat dari dalam dirinya dia bukan dalam jenis kelaminnya yang sebenarnya. Pada akhirnya, dia diusir sama orangtuanya. Dia pergi ke susteran Santa Angela di Bandung. Sejak dia diterima dengan baik disana, semuanya berubah menjadi apa yang kamu lihat sekarang. Dia nyaman dengan dirinya yang sekarang. Kita harus support dia, temenin dia, karena kita keluarganya sekarang.”

Aku hanya menganggukan kepala tanda mengerti. Aku sempat membayangkan seperti apa Tante Anna dan bagaimana mungkin ada orang yang tetap dapat bertahan hidup tanpa keluarga mereka di sampingnya.

Ternyata, Tante Anna sangat cantik. Tidak terlihat sedikit pun hormon testosteron dalam dirinya, mungkin memang seharusnya dia adalah seorang wanita. Aku sendiri tidak mempercayai apa yang dilihat mataku. Tapi, mataku tidak mungkin berbohong. Tante Anna memang mempesona.

Pertemuan pertama kami membuatku jatuh cinta dan terlena akan pesona dirinya, padahal aku sendiri adalah perempuan. Sungguh, aku tidak menyangka hal seperti ini akan datang ke dalam hidupku, karena “lelaki cantik”yang biasa ditemukan di Thailand, kini ada di depan mataku.

***

Di suatu senja, aku harus kembali pulang ke rumah. Rumahku terletak di bilangan Pondok Kelapa, Jakarta Timur. 2 jam lamanya perjalanan yang harus ku tempuh, itupun hanya jika tidak mengalami kemacetan di jalan.

Aku memutuskan untuk menggunakan kereta api. Aku kangen dengan kereta apiku. Kereta memiliki banyak cerita yang tidak dapat disingkap dengan lugas. Sejuta cerita kereta.

Tidak heran jika banyak orang yang menggunakan kereta api. Harganya ekonomis dan sesuatu yang tidak penting menjadi penting di dalam kereta. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita membutuhkan benda tersebut.

Hal kecil seperti peniti. Dengan 1000 rupiah, kita mendapatkan 12 buah peniti. Tidak penting kelihatannya, tapi manfaat peniti besar sekali. Tanpa peniti, seseorang harus mencari jarum dan benang jahit untuk menjahit kancing bajunya yang lepas. Tanpa peniti, sebuah bros tidak dapat menempel dengan manis di saku jas pengantin pria.

Kisah kasih di kereta pun menarik untuk diungkap. Ada sepasang pengamen yang menurutku mereka berpacaran, sampai sekarang mereka pun masih mengamen bersama. Mereka bisa ditemui di kereta ekonomi jurusan Serpong-Tanah Abang.

Antara Serpong-Tanah Abang pun dapat kita temui juga sebuah keluarga yang seluruh anggota keluarganya adalah tuna netra. Sayangnya, mereka beserta kedua anaknya, hanya menengadahkan tangan mereka dan hidup dalam belas kasihan orang lain.

Ada juga sekelompok pengamen jalanan yang kreatif dan suara mereka patut diacungi jempol. Bahkan menurutku, produser musik sebaiknya harus naik kereta ini untuk mengetahui potensi mereka dan mengajak mereka untuk rekaman.

Cobalah naik kereta, rasakanlah dan bagikanlah ceritanya. Sejuta cerita kereta, tidak akan selesai sampai disini Sejuta cerita kereta akan tetap hidup disini.

***

Dia merupakan seseorang yang senang berpetualang. Mungkin untuk istilah jaman sekarang, kita dapat menyebut Dia sebagai Bolang, Bocah Petualang. Ia senang pergi ke tempat baru, entah kemana, sendirian. Walaupun, dalam hati kecilnya ia takut sekali salah jalan, ia pernah menceritakan hal itu kepadaku.

Tentunya, ada aku yang selalu menemani perjalanan Dia. Seringkali, Dia juga membawa kamera DSLR kesayangannya. Walaupun masih baru menggunakan kamera, Dia sudah pernah menghasilkan uang dari hasil bidikannya. Uang itu ia tabung sebagai modal untuk membeli lensa baru.

Masih banyak lagi kisah Dia yang lain. Dia mungkin hanya menganggapku sebagai tempat sampahnya, tapi aku bangga akan hal itu. Dia unik. Dia menyenangkan. Dia kreatif. Dia tidak pernah bisa berhenti menulis. Dia senang sekali merangkai kata-kata. Dia, Dia dan Dia, hanya Dia.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Teori Pers di Indonesia

1. Teori Pers Otoritarian

Teori ini muncul pada abad 16-17, setelah ditemukannya mesin cetak, tepatnya pada jaman Renaissance. Pada jaman itu, pemerintah Eropa menggunakan sisetm pemerintahan secara monarki absolut. Isi teori ini adalah kebenaran bukan hasil kerja dari rakyat, melainkan pemikiran orang-orang yang berpendidikan dan berkedudukan, dimana orang-orang inilah yang nantinya akan memimpin dan mengarahkan kemana rakyat tersebut berada. Sehingga pada jaman ini fungsi pers bertindak secara vertikal searah, yaitu dari atas ke bawah. Sistem seperti ini pernah terjadi di Indonesia, yaitu pada jaman Orde Baru, pada kepemimpinan Presiden Soeharto. Seperti yang telah kita ketahui, pemerintah seolah-olah menyetujui adanya kebebasan mengeluarkan pendapat melalui media, akan tetapi kebebasan tersebut harus bertanggung jawab. Akan tetapi pada kenyataannya, pemerintah sendiri mengeluarkan maklumat bahwa pers membutuhkan SIUPP, SIT dan sebagainya. Ditambah lagi dengan pengawasan ketat terhadap pers yang tidak boleh menulis hal negatif sedikit pun mengenai pemerintah.

2. Teori Pers Libertarian

Teori ini berada pada posisi yang kontradiktif dengan Teori Pers Otoritarian. Pada teori ini, individu adalah seseorang yang mampu membedakan yang benar dan salah serta hal baik dan buruk. Teori ini memilih pers sebagai instrumen yang utama dalam penyampaian kebenaran, karena pers membantu sesosok individu tersebut dalam memperoleh hak yang ia miliki. Pers sangat bebas dari campur tangan pemerintah, karena pers mengutamakan kebenaran, maka memunculkan kebenaran tersebut dilakukan dengan cara mendengarkan semua pendapat, baik dari pihak masyarakat, maupun dari pihak pemerintah. Keduanya memiliki kekuatan yang sama besar, sehingga arus pendapat dan informasi tetap dapat berjalan dengan lancar. Harapannya adalah pemerintah mau mendengarkan aspirasi masyarakat dan tidak melulu mengutamakan kepentingnnya. Teori pers ini dapat kita temukan di negara non-komunis.

3. Teori Pers Komunis

Awal mula munculnya teori ini adalah pada saat runtuhnya kekaisaran Uni Soviet dan munculnya Teori Sosialisme Karl Marx. Bagi negara komunis, kekuasaan itu bersifat sosial, berada di antara masyarakat-masyarakat dalam suatu negara, bersifat tersembunyi dalam sebuah lembaga sosial dan memiliki tindakan atau kegiatan yang jelas dan tegas. Menurut para penganut komunis, sebuah kekuasaan akan mudah diperoleh apabila kekuasaan tersebut digabungkan dengan sumber daya manusia dengan tingkat produksi dan distribusi yang kondusif, serta terdapat pengarahan yang baik dari pemerintah. Partai Komunis memiliki kekuatan untuk melakukan hal ini, karena kekuatan mereka termobilisir. Mereka sendiri menganggap bahwa diri mereka adalah doktrin dasar. Segala sesuatu yang terjadi di Soviet ataupun negara komunis lainnya memiliki sifat paksaan. Dalam mengatur dan mengendalikan masyarakatnya, pemerintah justru mengajak pers untuk memegang posisi sebagai agitator dan propagandis, cara ini sering kita dengar dalam proses komunikasi massa. Dengan demikian maka tidak ada kritik terhadap sebuah partai karena sudah disensor sebelumnya.

4. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial

Berangkat dari nama teori ini sendiri yang memiliki arti bahwa pers memiliki kebebasan, namun kebebasan tersebut tentunya harus kebebasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini, pers berhak untuk berdiri sendiri, lepas dari pemerintah, namun harus bertindak sesuai dengan kode etik pers. Teori ini muncul sebagai perkembangan dari Teori Pers Libertarian, karena masyarakat menganggap bahwa teori tersebut telah banyak membohongi mereka. Pers harus memiliki self-control terhadap diri mereka sendiri, karena ketidakjelasan harus dihindari oleh mereka, kalaupun nanti terdapat hal yang bias, maka pers harus mampu dan mau meluruskan hal tersebut secara objektif, tanpa memihak maupun menempatkan diri dalam kepentingan golongan.

Sumber:

http://oliviadwiayu.wordpress.com/2007/01/05/empat-teori-pers/

http://www.scribd.com/doc/24746954/Sistem-Pers-Indonesia

08102010

Sebagai calon jurnalis, sudah seharusnya gw belajar dari jurnalis senior. Kesempatan itu gw dapet dari Pak Har [waa..bikin tambah ngefans aja Pak]. Beliau menginginkan anak muridnya untuk mencari tahu lebih dalam mengenai sejarah jurnalistik, berdasarkan undian yang diambil, kelompok gw dapet Endy Bayuni. Beliau adalah mantan pemred Jakarta Post.

1 Kelompok isinya 4 orang, dan dari situ gw kenal sama Pandji. Haha..seru juga anaknya. Padahal sebelomnya gw kira dia cuma anak nakal yang doyan nongkrong n ngerokok ma temen-temennya. Do nothing, ternyata..dia jago banget dalam nulis. Keren. Malah jadi ngefans. [nji, sori nama lo gw ungkit-ungkit] sekali lagi disini gw belajar, don't judge a book by it's cover.

Ga tau kenapa, tapi kayaknya Pak Har curang, karena temen-temen gw yang lain dapet nomer HP si wartawan senior, tapi kelompok gw cuma dapet nomer kantornya doang. Ga tau gimana cara nya, si Pandji berhasil "menggoda" Pak har dan mendapatkan nomor HP nya...

waa...dan tugas pun dimulai
Beliau meminta kami untuk membuat TOR (Terms of Refference) dan hari pertemuan kami pun dijadwalkan pada 8 Oktober pukul 15.00

Berangkat dari Serpong dengan menggunakan kereta ekonomi seharga 1.500 rupiah. Turun di Palmerah, dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Informasi yang kami dapat, Jakarta Post terletak di sebrang gedung Kompas Gramedia. Tidak banyak orang yang mengetahui Jakarta Post, kami pun bertanya dimana letak gedung Kompas. Sayangnya, gedung Kompas yang ditunjukan bukanlah yang dimaksud.

Akhirnya, berdasarkan petunjuk Satpam Bentara Budaya, kami sampai di tempat yang dituju. Seperti biasa, orang pertama yang harus ditemui saat berkunjung ke sebuah perusahaan adalah resepsionis. Karena beliau tidak kunjung datang, gw pun menghubungi beliau langsung by sms dan beliau mengatakan akan menjemput kami di lobi.

Kami diterima beliau di ruang rapat redaksi. Saat baru datang, beliau menawarkan kami minuman, kopi atau teh. Dan gw [pasti] milih kopi. Perbincangan kami pun berlanjut ke TOR yang sudah pernah kami kirimkan by mail.

Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan menegangkan. Senang rasanya bisa berbincang banyak dengan beliau. Tidak selalu serius, namun diselingi dengan canda tawa. Banyak yang bisa gw pelajarin hari ini.

Mulai dari cara membaca Reuters dengan benar, sampai seluk beluk dunia jurnalistik. Beruntung sekali bisa bertemu dengan beliau. Tidak bosan-bosannya aku mengucpkan hal tersebut. Beliau pun lebih sering berkecimpung di laur negri sana, sehingga Indonesia tidak banyak yang mengenal beliau kecuali orang-orang tertentu saja.

Terima kasih Pak Har untuk tugas ini
Terima kasih Pak Endy sudah mau menerima kami dan menjawab keingintahuan kami
Terima kasih Cynthia, Orpa dan Pandji untuk suka dukanya di wawancara ini
dan terakhir, terimakasih kereta Ekonomi dan Ekonomi AC jurusan Serpong-Tanah Abang dan sebaliknya, yang sudah menghantarkan kami

Jumat, 03 September 2010

Kursi Itu …


Menjadi seorang pemimpin mungkin bukan impian setiap orang. Berbeda dengan diriku yang sangat tertarik dan senang berada di posisi tersebut. Mungkin karena aku cucu pertama dari keluarga Ayah dan juga anak pertama dari 4 bersaudara yang semuanya adalah perempuan. Bukan sebuah beban bagi diriku menjadi panutan dan secara tidak langsung aku adalah point of interest bagi mereka yang mengenalku dan melihatku. Kedua orang tuaku sangat bangga kepadaku, ada pancaran tersendiri yang keluar dari diri mereka ketika kami sekeluarga mengunjungi sanak saudara kami.

Berada di tempat ini mungkin pernah menjadi mimpi sebagian besar orang yang memiliki bahasa gaul 'eksis'. Ketua OSIS identik dengan seseorang yang indah secara fisik, mudah bergaul dan didukung juga dengan kondisi keuangan dan otak yang memadai. Pada tingkat pertama aku mengenyam pendidikan disana, aku mencalonkan diri, dan aku gagal menduduki kursi pertama tersebut. Aku memang sempat mengurungkan niatku untuk mencalonkan diri, tetapi hati kecilku berkata untuk tetap maju, karena aku bukan tipe orang yang bisa menerima kekalahan, tetapi aku berhasil menjadi tangan kanan kedua pemilik kursi pertama.

Di tingkat kedua pendidikanku, aku kembali mencalonkan diriku untuk mendapatkan kursi tersebut. Pada tahap ini, aku merasa aku sudah cukup berpengalaman dalam berorganisasi dan sudah banyak juga orang yang mengenalku karena aku sudah mulai eksis di mata mereka. Kampanye pun dilakukan, potret diriku dan pasanganku tersebar dalam bentuk karikatur buatan pasanganku. Poster dan selebaran yang dibagikan secara cuma-cuma itu untuk mendukung keberhasilanku dalam memperoleh kursi impianku.

Dan sekarang pun tiba saatnya aku harus mengeluarkan senjata terakhirku. Naik ke atas podium, menyampaikan visi, misi serta rancangan kerjaku dalam periode 1 tahun ke depan dan menyerukan nomor urut serta namaku dan pasanganku berulang kali agar mereka memilihku. Agaknya sainganku cukup berat, dari 5 nama calon di awal, tersisa 2 calon dan panitia harus mengadakan pemungutan suara ulang untuk memperoleh hasil akhir. Aku mengharap dengan sangat agar kursi itu jatuh ke tanganku.

Turus demi turus yang digoreskan ke papan putih itu terus menunjukan perbedaan yang cukup jauh dan signifikan. Entah aku harus merasa sedih atau senang dengan keadaan ini, kedua emosi itu bercampur jadi satu. Ternyata, panitia sudah memegang kertas hasil yang terakhir dan nama itu pun keluar dari bibir sang pembawa acara, dan aku hanya sanggup tersentak dengan pandangan kosong hampir tak sadarkan diri.

Rabu, 07 Juli 2010

Teori Komunikasi Part 1

1. Symbolic Interactionism
George Herbert Mead
1934
Buku: Mind, Self and Society
Herbert Blummer, 1969
Buku: Communication Through Symbols, Principals : Meaning, Language and Thought
Konsep
1. Meaning
Adalah tindakan manusia terhadap orang atau benda dalam berdasarkan pada makna yang mereka lekatkan pada orang atau benda tersebut.
2. Language
Adalah makna atau pengertian yang muncul dari sebuah interaksi sosial yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang dengan orang lainnya.
3. Thought
Adalah interpretasi seseorang terhadap simbol dipengaruhi oleh proses pemikiran kita sendiri
4. The Self
Adalah proses melihat diri kita sendiri seperti halnya saat kita sedang melihat cermin (berkaca)
5. Community
Adalah citra diri seseorang yang terbentuk dari harapan dan respon komunitas
Definisi
Penggunaan berbagi macam symbol atau tanda dalam proses komunikasi sehari-hari untuk memudahkan seseorang dalam berkomunikasi.
Kritik
(-) Apapun penjelasannya teori ini memiliki penjelasan yang berlebihan dan sulit untuk dipahami.
(+) Pemikiran simbolik interaksionis inim memiliki cakupan luas dan dapat diterapkan dalam berbagai hal.Film Nell yang mengidap Idioglossia(authis)

2. Coordinated Management of Meaning (CMM)
W. Barnett Pearce
Vernon E. Cronen, 1980
Bukunya : Communication, Action, and Meaning
Artikel : The Creation of Social Realities
Konsep
1. CMM in action
Dalam menyelesaikann permasalahan CMM dibutuhkan adanya mediasi (orang ketiga) dan dukungan keluarga.
2. Stories told and stories lived
Storise told membahas tentang cerita-cerita atau narasi yang kita gunakan untuk memaknai tindakan-tindakan yang pernah kita lakukan sehingga dapat dianggap logis.
Stories lived adalah tindakan-tindakan kita dengan orang lain.
Definisi
Seseorang memberikan makna terhadap suatu peristiwa komunikasi dengan pengalaman pribadi mereka.
Kritik
(-) Teori ini kurang jelas dan sangat rumit karena si Tokoh mengungkapkannya dengan bahasa yang sulit dimengerti, padahal teori ini menarik.
(+) Teori ini bisa menjadi dasar untuk evolusi masyarakat di masa yang akan datang.

3. Cognitive Dissonance TheoryLeon Festinger, 1957
Buku : A Theory of Cognitive Dissonance
Label : Social Psychology, Stanford University
Konsep
1. Menurut Griffin, sikap memengaruhi tindakan, tetapi menurut Festinger tindakanlah yang memengaruhi sikap.
2. Self consistency
Tentang ketidaksesuaian sikap atau perilaku akan menimbulkan disonansi. Jika perubahan sikap tersebut terjadi, maka disonansi akan berkurang.
3. Personal responsibility
Pada saat seseorang tahu bahwa tindakan yang dia lakukan akan berdampak negatif namun tetap ia lakukan.
4. Self affirmation
Sikap untuk menghindari atau menghilangkan dissipate dissonance, kebanyakan orang cenderung akan mempertahankan diri.
Definisi
Orang berusaha untuk melakukan sesuatu bila tidak tercapai maka orang tersebut akan mencari berbagai alasan terhadap tindakannya tersebut agar tindakannya tetap dapat diterima.
Kritik
(-) Tidak ada penjelasan yang spesifik mengenai sejauh mana orang mengalami ketidaksesuaian dalam pemikiran.
(+) Teori ini mudah dimengerti dan dapat dipetakan.

4. Expectancy Violations Theory
Judee Burgoon, 1978
Buku: A Communication Model of Personal Space Violations
Konsep
1. Personal space expectation
Adalah kajian bagaimana orang menanggapi sebuah jarak.
2. Expectancy
Mengenai apa yang individu prediksikan akan terjadi, bukan mengenai apa yang individu tersebut inginkan.
3. Violation valence
Tentang nilai-nilai positif atau negativeterhadap tiondakan tertentu yang tidak diaharapkan tanpa memperhatikan siapa pelakunya.
4. Communicator reward valence
Membahas bahwa setiapm orang cenderung berpikir dan menghitung untung ruginya dari sebuah pengalaman komunikasi.
Definisi
Teori pelanggaran harapan ini mempelajari bagaimana individu belajar untuk menyesuaikan perilaku non-verbal untuk menyamakan dengan aturan komunikasi lawan bicara iindividu tersebut. Jarak ternyata mempengaruhi bagiaman seseorang berkomunikasi.
Kritik
(-) Meskipun Judee selalu merevisi teori-teorinya, tetapi teori yang ia buat pada kenyataannya tidak selalu sesuai dengan kehidupan sehari-hari karena masih ada faktor budaya dan interpersonal.
(+) Teori ini memenuhi 4 dari 5 kriteria teori ilimiah yang baik karena penjelasannya sederhana walaupun makin lama makin sulit dimengerti, tetapi di sana terdapat saran tentang bagaimana kita berkomunikasi dengan baik. Judee Burgoon mengamati perilaku 4 mahasiswanya(Andre, Belinda, Charlie, Dawn) dalam berinteraksi dengannya.

5. Social Penetration Theory
Irwin Altman & Dalmas Taylor, 1960-1970
Buku: Communication in Interpersonal Relationships: Social Penetration Processes
Konsep
1. Privacy rules
Mengenai panduan pribadi bagi diri seseorang untuk mengambil keputusan apakah seseorang tersebut mau membuka diri atau tidak berdasarkan budaya, jenis kelamin, keuntungan, motif, dan konteks.
2. Tingkat kedalaman dan keluasan dari keterbukaan diri semakin dalam kita mengenal seseorang, kita akan semakin tahu seperti apa orang tersebut, mulai dari sifat, cita-cita, sampai mimpi-mimpinya.
3. Boundary coordination
Tentang sejauh mana kita terbuka atau memberikan informasi pada orang lain.
4. Boundary turbulence
Yaitu mengenai munculnya konflik-konflik karena tidak adanya kesepakatan dalam mengatur aturan privacy.
Teori ini lebih sering disebut sebagai teori bawang.
Definisi
Teori penetrasi sosial adalah pembelajaran mengenai kepercayaan dimana individu harus hidup dengan memaksimalkan kesenangan pribadi dan meminimalkan penderitaan pribadi.
Kritik
(-) Teori ini tidak terlalu sederhana, jika menyamakan keterbukaan diri dengan kedekatan hubungan. Banyak orang yang tidak setuju jika seseorang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan timbal balik dari hubungan tersebut.
(+) Teori ini mudah dimengerti karena penjelasannya ada dalam kehidupan sehari-hari.

6. Uncertainty Reduction Theory
Charles Berger, 1978
Buku: Uncertainty and Information Exchange in Developing Relationships.
Konsep
1. Teori aksioma adalah teori kebenaran yang nyata dan tidak perlu bukti-bukti tambahan lagi.
- Komunikasi verbal: verbal naik, ketidakpastian turun
- Non-verbal: komunikasi non-verbal naik, ketidakpastian turun.
- Pencarian informasi: pencarian informasi turun, ketidakpastian naik.
- Keterbukaan diri: keintiman turun, ketidakpastian naik.
- Resiprositas: resiprositas naik. ketidakpastian naik.
- Kesamaan: kesamaan naik, ketidakpastian turun
- Kesukaan: kesukaan naik, ketidakpastian turun
- Berbagi jaringan: jarinagn komunikasi naik, ketidakpastian turun
2. Teorema adalah pernyataan logis yang dibentuk dari 2 aksioma.
Definisi
Cakupan ketidakpastian seseorang saat pertama kali bertemu dengan orang lain, pada saat penilaian terhadap orang lain baik (naik) menghasilkan ketidakpastian yang rendah (turun).
Kritik
(-) Teori ini hanya berlaku di awal hubungan dan sebenarnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain, orang tersebut mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari hubungan tersebut. Griffin mengatakan bahwa ada beberapa pernyataan yang kebenarannya belum tentu dapat dimengerti karena tidak bersifat distributif.
(+) Teori sederhana dan mudah dipahami, juga konsisten. Pemikiran Berger di sini memicu pemikiran teman-temannya sesama ahli komunikasi Story about Eddie Banks and Malcolm Rogers.

7. Social Information Processing Theory
Joseph Walther, 1992
Buku: Interpersonal Effect in Computer Mediated Interaction: A Relational Perspective.
Konsep
1. Verbal Cues
Mengenai bagaimana daya tarik verbal dapat menggantikan daya tarik non verbal, karena dalam CMC tidak tersedia komunikasi non verbal maka komunikasi verbal memegang peranan penting.
2. Extended Time
Berbicara mengenai penggunaan waktu dalam CMC bahwa pesan yang dikirim dengan menggunakan CMC memiliki proses 4x lebih lama daripada berbicara langsung dibahas juga mengenai chronemics yaitu kemampuan seseorang dalam mengatur penanganan waktu saat berinteraksi dengan orang lain.
Definisi
Komunikasi yang difasilitasi oleh perkembangan teknologi, yaitu komputer dan internet yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi antar pribadi yang modern.
Kritik
(-) Teori ini tidak memperhatikan perbedaan seseorang untuk bergabung dengan orang lain, juga tdak memperhatikan kedekatan yang terjadi antara sebuah pasangan. Teori ini hanya memperhatikan perkembangan CMC.
(+) Pembuktian selama 10 tahun dan hasil teori ini relevan, serta adanya penolakan dari Walther bahwa dampak suatu pesan ditentukan oleh mediumnya pada saat pesan tersebut disampaikan.

8. Communication Privacy Management TheorySandra Petronio, 1991
Buku : Communication Boundary Management
Konsep
1. Asumsi CPM
- Berkaitan dengan sifat dasar manusia
- Berkaitan dengan teori dialektika
2. Asumsi Dasar CPM
- Private Information : pengungkapan informasi pribadi
- Private Boundaries : adanya batasan-batasan mengenai hal pribadi dan hal umum
- Control and Ownership: pembagian informasi apa untuk kita simpan sendiri dan informasi apa yang kita bagikan ke orang lain
* Rule Based Management
* Privacy Rule Characteristics
* Boundary Coordination
* Boundary Turbulance
* Management Dialectics
Definisi
Ketegangan yang terjadi antar tekanan untuk menahan informasi pribadi dan terbuka (adanya kontradiksi)Mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi dan harus kita atur, kita bertindak sebagai manajemen tentang bagaimana kita memutuskan isu apa yang dapat kita bagi dengan orang lain dan isu apa yang hanya untuk diri kita sendiri (pribadi)
Kritik
(-) Logical Consistency : makna dialektik yang digunakan oleh teori ini tidak akurat
(+)Heurism : Teori ini telah digunakan sebagai kerangka acuan dalam berbagai situasi
(+) Testability and Utility : Teori ini telah dan dapat diuji kembali serta memiliki banyak kegunaan di masa yang akan datang.

9. Social Exchange Theory
John Thibaut and Harold Kelley,
Konsep
Asumsi SET : SET dibangun dari beberapa asumsi tentang sifat alami manusia dan sifat alami sebuah hubungan.
Asumsi SET berdasarkan sifat alami manusia :
1. Manusia mencari imbalan dan menghindari hukuman.
2. Manusia adalah makhluk rasional.
3. Seorang manusia menggunakan kemampuannya untuk mengevaluasi pengeluaran dan imbalan setiap waktu dan dari orang ke orang.

Asumsi SET berdasarkan sifat alami sebuah hubungan :
1. Hubungan itu memiliki sifat saling ketergantungan.
2. Hidup berhubungan adalah sebuah proses
Definisi
Yaitu penilaian seseorang terhadap hubungan yang mereka jalankan berdasarkan pengorbanan dan imbalan yang mereka peroleh. Kekuatan utama dalam hubungan interpersonal adalah kepuasan dan adanya saling tertarik satu sama lain.
Nilai = imbalan - pengorbanan
Kritik
(-) Teori ini tidak dapat di test, padahal hal yang penting dlam sebuah teori adalah dapat dan dimungkinkan untuk diuji kebenarannya. Kesulitan dari pertukaran social adalah konsep intinya yaitu biaya dan imbalan tidak dapat dijelaskan secara jelas.
(-) Teori ini menganggap manusia sebagai kalkulator rasional yang selalu meghitung unutng rugi dari sebuah hubungan padahal hali itu belum tentu benar, teori ini tidak dapat digunakan.
(-) SET tidak dapat menjadi cakupan dasar dari sebuah teori, SET gagal menjelaskan hal-hal penting dari sebuah kelompok solidaritas dalm penekanan individual membutuhkan kebutuhan pokok.
(+) Teori ini mendapatkan tekanan dari tokohnya bahwa teori in menmiliki kesamaan gagasan dengan peneliti lain dalam hubungan interpersonal.

10. Relational Dialectics Theory
Leslie Baxter & Barbara Montgomery
Konsep
Kontradiksi adalah konsep utama dalam hubungan dialektika. Kontradiksi berdasar pada interaksi yang dinamis antara 2 hal yang berlawanan. Kontradiksi dibangun oleh waktu dimana saat 2 hal yang interdependen merasa tidak cocok satu sama lain.
3 Dialektika yang mempengaruhi sebuah Hubungan :
- Integration-Separation
kontradiksi antara terhubung dan berpisah adalah regangan yang utama dalam setiap hubungan.
- Stability-Change
Dialektika hubungan Sarah dan James adalah pada saat Sarah mencoba untuk menahan emosi/kemarahannya, ia menarik diri dari hubungan tersebut (menjaga jarak), dan terbentuklah suatu dialektika yang tradisional vs unik
- Expression-NonExpression
keterbukaan dan tertutupnya seseorang dalam sebuah hubungan seperti fase bulan. Dialektika terbuka dan tertutup dari sebuah hubungan juga dialami oleh beberapa hubungan dimana antara pasangan yang satu dengan lainnya tidak mau membuka diri/menceritakan diri mereka kepada orang lain
1. Dialogue as a Constitutive Process
pendekatan konstitutif terhadap komunikasi mempertanyakan bagaimana komunikasi mendefinisikan dunia sosial.
2. Dialogue as a Dialectical Flux
Sejak sebuah hubungan diciptakan, ia selalu berada dalam kondisi yang rumit dan berantakan.
3. Dialogue as an Aesthetic Moment
Sebuah momen kesatuan yang dihasilkan oleh sebuah pasangan yang memiliki bahasa/suara sendiri pada saat berkomunikasi
4. Dialogue as Utterance
- Spiralling Inversion : siklus sebuah connectedness-separateness tidak akan pernah berada di tempat yang sama
- Segmentation : pembagian aspek-aspek dalam sebuah hubungan
5. Dialogue as a Critical Sensibility
Dibutuhkan adanya komitmen agar sebuah hubungan dapat terus berjalan
Kritik
(-) Baxter beberapa kali melakukan klarifikasi terhadap teori yang sudah ia buat sendiri, karena adanya terlalu banyak pilihan
(-) Hubungan dapat terlihat juga sebagai sesuatu yang sulit untuk dimengerti, konsep-konsep Baxter terlalu sulit dan seorang Rusia mengatakan bahwa sulit untuk mengubah konsep yang sudah ada ke dalam Bahasa Inggris
(+) Teori ini memberikan pandangan baru dalam sebuah penelitian hubungan dekat.
(+) Teori ini sudah diteliti selama 15 tahun dan mendapatkan persetujuan dari berbagai komunitas dan penelitiannya tersebut sekarang kita kenal sebagai personal relationship
(+) Hubungan dialektik menciptakan critical sensibility, dimana percakapan antar dua orang (dialog) lebih baik daripada monolog

Kamis, 10 Juni 2010

5 jam bersama Limbong

sebenarnya kejadian tepatnya terjadi 2 hari yang lalu
Rabu, 9 Juni 2010
hari ini gw udah janjian sama Limbong buat ngejenguk Kevin, Kevin baru aja keluar dari rumah sakit abis operasi Kista oterum.
nah, perjalanan menuju ke rumah Kevin lah yang bikin gw 5 jam bersama Limbong

sebelumnya gw kenalin dulu yang namanya Limbong, ngatain digit padahal sendirinya digit
Ini yang namanya Ivansius Limbong



gw ma Limbong udah ngerencanain buat ke rumah Kevin 1 hari sebelumnya, karena anak lain dihubungin ada yang gag bisa, ada juga yang ga ngerespon sama sekali, akhirnya gw cuma berdua ma limbong.

berdasarkan perjanjian gw sama dia, dia sendiri yang nentuin buat ketemuan jam 4 di karawaci.
tapi
kenyataanya gw harus nunggu sampe 1 jam di Lippo. Untungnya ada Gramed, jadi gw ga ngerasa kesepian, dan untungnya lagi gw doyan banget baca buku, gag jadi mati kutu gw. Udah gitu dia bilang tuh dia udah dateng, udah sampe, tapi gw ga liat dia, gw missed call gw sms gag ada yang dibales, padahal gw udah keluar dari Gramed pas dapet sms dari dia yang bilang kalo dia udah sampe. Akhirnya, gw memutuskan untuk masuk Gramed lagi deh, beli buku, eh Limbongnya muncul pas gw lagi mo bayar buku di kasir...

keluar dari Karawaci
A : lo emangnya tau dari sini ke tempat kevin gimana?
L : tau, udah lo tenang aja ma gw, yang penting sekarang kita ke kebon nanas dulu
A : ke kebon nanasnya caranya gimana?
L : (cuma ngasih senyuman sambil ketawa najong trus tanggannya dia nge"jawil" dagu gue yang artinya dia gag tau ke kebon nanas gimana caranya)
limbong bilang ga boleh kasih tau kevin klo kita berdua mo ke rumahnya, tapi karena sebelumnya gw pernah ke tempat Yawan (yang katanya ga jauh dari rumah Kevin) Setau gw klo mo gampang ke tempat yawan=kepin berarti dari SMS aja, naik shuttle cum 9 ribu, sampe deh langsung di citra raya n tambah naik angkot sekali lagi sampe depan gang rumah Kevin

akhirnya kita jalan kaki sampe deket tol, arah ke islamic

sampe di islamic
L : udah kita nunggu disini aja
A : git, setau gw ini tuh bis-bis yang arah jakarta
L : udah tunggu aja tar pasti ada, kemaren tuh gw sama kevin nunggu disini
tiba-tiba ada kenek yang nanya
K : mau kemana dek?
L : kebon nanas bang
K : kebon nanas mah ga lewat sini dek, ini bis ke jakarta semua
(GONDOG mampus, udah jauh2 ke Islamic ternyata salah)
L : trus klo mo ke kebon nanas caranya gimana bang?
K : ke cikokol dulu trus ntar banyak tuh bis yang ke kebon nanas
rasanya pengen banget marah sama Limbong, tapi dia cuma ketawa-ketawa doang (najong)
(sambil jalan ke arah angkot yang ke cikokol)
A : udah deh kita ke SMS aja, soalnya ada shuttle ntar jam 6, mumpung baru jam 5an nih
L : ga usah, ke cikokol aja
(dan gw gag bisa bilang ngga)

akhirnya, gw ma dia naiklah angkot menuju cikokol untuk melanjutkan kembali perjalanan ke kebon nanas sebelum akhirnya sampe di rumah kevin

ternyata...

perjalanan ke Cikokol memakan waktu 30 menit sendiri dan langit udah mulai gelap, dan gw mulai ketakutan ga bisa pulang ke dorm, mana gw belom belajar lagi
dan kemudian gw merasa menyesal kenapa gw mau ke tempat kevin dan mengabaikan tugas gw sebagai mahasiswi yang sedang mempersiapkan UAS untuk belajar..

sesampainya di Cikokol, ternyata kita berdua ga seharusnya turun di Cikokol
untung masih ada orang baik di Tangerang, mereka bilang klo gw ma Limbong seharusnya turun di Metropolis aja
satu persatu orang di dalam angkot itu turun dan tinggal gw berdua ma Limbong+sopir n temennya sopir ada di depan
tiba-tiba
S : mas, mbak turun disini aja ya
(mampus gw padahal ni belom di Metropolis)
dengan tanpa daya kita berdua pun turun dari angkot dan dengan bantuan bertanya pada tukang teh botol, kita dapet bus 3/4 amanya apa ya gw lupa, pokoknya ada tulisan citra raya
dan bis itu pun gw kira bakalan menuju citra raya dengan cepat, soalnya abis ngangkut gw ma Limbog dia jalan kebut banget
tapi...dia ngetema sampe 10 menit, tau dimana
dan waktu pun menunjukan pukul 6 sore lewat

dalam angkot gw smsan sama Limbong
A : git, lo tau kan kita turun dimana?
L : ia, udah lo tenang aja. Believe me
A ; never believe u again

setelah semua kejadian hari ini gw mendapatkan satu pelajaran, yaitu, gag boleh percaya ma Limbong (lagi)

pas keneknya ngomong "jalan baru, jalan baru"
gw ma Limbong turun
A : git, masih jauh gag?udah malem nih..
L : kaga, udah dikit lagi
kita berdua pun berjalan sampe lampu merah terdekat, di sana ternyata kita masih harus naik angkot satu lagi
pengen nangis rasanya...padahal gw belom belajar
dan kemudian gw berpikir DEMI KEVIN

ternyata perjalanan gw ma Limbong masih jauh...
sampai akhirnya gw mengenali jalan itu, jalan itu ga jauh dari rumah Yawan
seinget gw, Kevin pernah bilang patokannya itu dokter sapa gitu, tapi lagi-lagi Limbong ngotot kalo patokannya itu plang
dan dengan berat hati gw kembali mempercayai Limbong
turun dari angkot,
perjalanan menuju rumah Kevin, Limbong salah gang.
BTBTBTBT...kenapa ya bisa kenal dan punya temen kaya dia, tapi gw ga bisa marah sama dia
dan
timbul pertanyaan dalam diri gw, kenapa gw gag pernah bisa marah sama Limbong atau pun Indra (temen sekomplotannya yang juga seneng nyiksa gw)
selama di jalan sambil cari rumah Kevin yang mana, gw sama dia masih sempet ngotot-ngototan tentang rumah Yawan yang mana, trus gang nya Kevin yang mana
Dialog pertama
A : tuh rumah yawan tuh (padahal gw sendiri juga ga yakin itu rumah Yawan)
L : bukan bego, rumahnya tuh ga tingkat
A : ih ga percaya banget sih lo, yang kemaren ke rumah Yawan sapa?
L : tapi pas gw ke rumah kevin, juga lewatin rumah yawan, ga tingkat kok, ada dua kali ya rumahnya

Dialog kedua
L : git kok ada bunderan kaya gini ya. Hahahahaa (dengan ketawa khasnya)
A : aah, yang bener napa, udah malem tau
L : udah gw yakin bener lewat sini
A : awas ya klo sampe lo salah
L : klo sampe gw bener, lo mandul ya
A: ihh..gag mau
kita berdua terus jalan sampe gang itu di ujung
L : git..salah. Hahahahaa...
A: tuh kan, makan tuh sotoy, abisnya sok tau banget sih, ngeyel PD lagi
L : biarin

gw hanya bisa pasrah, sambil menghilangkan ketakutan gw karena ga bisa balik ke gading serpong, Limbong menghibur gw (makasih ya git, ketakutan gw rada ilang --> gini-gini gw masih bisa bilang terima kasih ke lo)

Dialog ketiga
L : git, kita udah lewat sini tadi
A : belom tadi tuh lewat situ
L : rumahnya tuh warna biru, 2 rumah jadi 1
A : ah ya udah coba dulu, lo juga lupa kan, gag tau kan lo
L : gag ketemu git..
A : ah udah ah telpon Kevin ah..
L : gw ga ada pulsa
A : sama gw juga ga ada pulsa, tadi cuma bisa miss call miss call lo doang kan

ga lama dia kasih hape nya ke gw
L : nih Kevin
A : kevin, rumah lo dimana sih??
K : mang sekarang lo dimana?
A : ini deket rumah lo, si Limbong nyasar, gw kan ga tau rumah lo
K : ya udah sekarang lo dimana?
A : tadi kan lewat rumahnya yawan..truss...
L : git, udah ketemu, tuh rumah kevin ni, rumah kevin
(gw langsung matiin telpon)

akhirnya
gw bisa bernapas lega...

SAMPE JUGA DI RUMAH KEVIN...

Kamis, 20 Mei 2010

Mimpiku...

Aku
seorang mahasiswi UMN yang saat ini masih berada di semester 2 dengan jurusan Ilmu Komunikasi
Aku
mempunyai mimpi yang cukup banyak di umur ku yang 19 ini
terlalu banyak mimpi dan harapan sampai membuat ku melayang tinggi
terlalu banyak keinginan yang semoga tidak sekedar hanya di kepala saja
Aku
ingin membahagiakan kedua orang tuaku, melalui prestasi ku di sini
ingin memberikan nilai yang maksimal dan terbaik yang aku bisa berikan
Aku
harus mendapatkan beasiswa, beasiswa bisa sangat meringankan beban kedua orang tua ku, terutama karena aku anak pertama dan aku memiliki 3 orang adik lainnya yang harus sekolah juga
Bukan berarti aku dari keluarga tidak mampu, tetapi melalui beasiswa yang aku peroleh pastinya mereka tidak hanya senang, tetapi juga bangga akan apa yang sudah aku berikan kepada mereka

Hobiku

MENULIS

tetapi sampai detik ini, tulisan ku belum ada yang dapat menghasilkan uang
mau sih, tapi mungkin tulisan ku belum pantas untuk menjadi uang
aku mau dong, kalau ada yang tertarik dengan tulisan ku
kirim aja email ke angel.licious@ymail.com
stok tulisan ku ada cukup banyak, tetapi karena kemalasanku, tulisanku sekarang hilang entah kemana karena flashdisk ku hilang dan yang ada hanya tulisan kasar di atas kertas yang juda sudah tidak tahu bentuknya

karena menulis inilah, aku memilih jurusan komunikasi, terutama jurnalistik
aku yakin, suatu saat kecintaanku pada menulis pasti akan membuahkan hasil
aku yakin aku tidak salah dalam memilih jurusan, walaupun dulu mimpi ku adalah menjadi seorang dokter

okee...
aku akan bercerita tentang mimpiku sebagai dokter
mama ku bekerja di RS. St.Carolus Salemba, dimana di depan kantor mama terdapat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
dulu, pada saat masih kecil, aku sering ikut mama pergi ke kantor dan aku ingin bisa berangkat ke kantor terus bersama mama, jadi itulah motivasi awal kenapa aku mau menjadi dokter
kantor mama --> depan FKUI jadi aku mau jadi dokter
cita-cita itu terus bertahan sampai aku duduk di kursi SMP
tetapi
begitu aku masuk ke SMA Sedes, aku baru sadar, ternyata jurusan IPA tidak semudah yang aku bayangkan
dan aku juga baru tahu ternyata sekolah kedokteran membutuhkan waktu yang lama untuk sampai menjadi spesialis, karena percuma saja jika saya hanya menjadi dokter umum bukan seorang spesialis
belum lagi, saat ini sekolah kedokteran mencapai angka yang begitu tinggi dan aku tidak ingin memberatkan kedua orang tua ku karena hal itu, walaupun aku tau mereka mampu membiayai aku di sekolah kedokteran

Sejak SMA, aku merasa aku tidak tahu apa cita-cita ku karena aku sudah menutup mimpiku untuk menjadi dokter

kemudian
terbukalah pendaftaran untuk masuk ATMA JAYA Jogja, dan aku mengikuti program masuk beasiswa tersebut
tetapi, orang tuaku tidak mengijinkan ku untuk tinggal di jogja
tapi aku sudah menemukan cita-citaku yang baru


AKHIRNYAAA......
sejak saat itu aku mendapatkan cita-citaku
semua tulisan-tulisanku aku gali lagi
dan aku mencoba untuk kembali aktif menulis
sekedar pemberitahuan....
sejak aku masih SD, aku sudah memberanikan diri untuk menulis di Kompas Anak,
walaupun tulisan ku belu diterima, aku yakin pasti karena aku masih anak-anak dan tulisan ku seperti anak-anak
kemudian, memasuki kursi SMP, aku aktif kembali menulis dalam ekstrakurikuler di sekolah ku
aku mengikuti mading sekolah dan beberapa hasil karya mading ku bersama teman-teman sering kali dipajang di sekolah, dan itu merupakan kebanggaan tersendiri pada diriku
walaupun memang, ada beberapa teman-teman yang memang tidak maksimal dalam menjalankan tugas mereka
sampai akhirnya,
aku menjadi Ketua Mading sekaligus Ketua Majalah Sekolah
bangga sekali rasanya
saat-saat deadline adalah saat yang mematikan dan membunuh kerja tim kami
dimana emosi sedang dalam posisi yang sangat tinggi
tapi semuanya berhasil kami lewati dengan baik
Memasuki dunia SMA, aku kembali mengikuti ekstrakurikuler Jurnalistik namanya
aku melihat hasil tulisan teman-teman ku yang menurut ku mereka memiliki pemilihan kata yang sangat baik dan aku merasa minder akan hal itu
dan tim jurnalistik kami di SMA mati
sehingga aku tidak memperdalam lagi hobiku itu

dan aku saat ini berada dalam Ilmu Komunikasi
ingin kembali melanjutkan mimpi ku yang tertunda
semoga saja, di libur UAS ini aku bisa magang di Kompas
aku bisa menghilangkan malasku dan kembali aktif menulis di blog
dan
semoga saja salah satu tulisanku ada yang dimuat
sehingga hal itu akan menjadi motivasi yang sangat berarti dalam hidupku saat ini


JURNALISTIK

IM COMING....